BELAJAR DARI 2017

2017. tahun dimana aku belajar banyak. 

menjadi orang yang lebih dewasa, lebih peka terhadap keadaan sekitar, lebih mengerti arti persahabatan dan pertemanan, dan lebih banyak belajar yang lainnya.
yang lebih aku pelajari di tahun ini adalah tentang pengharapan, jika kita berharap banyak maka kita harus siap kecewa banyak. 

Aku mulai dari awal tahun. ceritanya saat itu aku lagi sendirian dikamar sambil baca-baca novel-novel lama, tapi bukan novel baswedan. kali itu aku baca bukunya Raditya Dika, Koala Kumal. Aku baca berulang-ulang BAB per BAB di buku itu. Terlintas dipikiran kenapa aku gak nulis aja sama kayak yang dilakukan Radit. Dan buat buku kayak Dia. Malam itu juga aku ambil buku catatan kuliah, aku tulis apa yang ingin aku tulis. Aku mulai dengan membuat peta konsep suatu cerita pendek yang judulnya “LIKE A TONG EDAN” (lihat di awal-awal postinganku). Dan aku juga inisiatif untuk tulis semua tulisan-tulisanku nantinya di blog. Ya,,, walaupun nantinya ada atau tidak yang baca intinya aku ingin mengabadikan tulisan-tulisan itu di blog ini, karena semua yang kutulis adalah pengalaman-pengalam pribadiku sendiri. 

            Dan bulan demi bulan berlalu kucoba tulis semua cerita-cerita menjadi beberapa bab, semuanya tampak mengalir begitu saja ringan aku tulis dengan mudah. Tak terhalang dengan tugas-tugas kuliah. Sampailah pada akhirnya di masuk bulan Mei, mulai lah sedikit berkurang aku nulis, padahal rencana habis lebaran mau aku cetak jadi buku. Semua karena terganggu tugas si akhir semester, terutama tugas Penelitian Tindakan Kelas. 

            Dan juga waktu bulan puasa dirumahku kedatangan banyak tamu, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata dari Universitas Negeri Malang. Rencananya bulan puasa itu akan aku jadikan ajang untuk menulis dengan tenang, tapi gagal. Karena keadaan rumah rame banget. TAPI gak papa, berkat adanya anak KKN di rumah aku jadi banyak dapat teman baru dan pelajaran baru yang kebanyakan menyenangkan. 

            Aku jadi banyak kenal dengan berbagai tipe anak kuliahan diluar kampusku. Banyak yang cantik, walau ada juga yang jelek hehe. Dengan adanya mereka satu bulan tinggal dirumah menjadikan aku dekat dengan seseorang yang sebenarnya sudah lama aku penasaran dengannya. Namanya Rita Aien Malia. Aku sama dia memang tinggal tak berjauhan, hanya beda RT saja. Aku RT 30, dia RT 35.

            Awal kenalan saat itu karena dia kerumahku karena ada undangan dari anak KKn itu. Dan malam itu dirumahku aku mintai nomor hape. Hari-hari berlangsung kemudian aku dan dia semakin deket, tiap hari kita Whatsapp an. Aku juga sering ketemu dia. Waktu-waktu berlangsung rasa penasaran itu berubah menjadi suka beneran. 

            3 hari sebelum lebaran, anak-anak KKN pulang, rumahku berangsur sepi. Tapi perasaanku yang tak lagi sepi karena ada Rita. Karena sudah agak lama aku gak nulis-nulis lagi semangat nulis jadi agak berkurang, karena lebih sibuk nulis balesan chattnya Rita. Dan lebaran aku makin merasa nyaman dekat dengan dia. Aku kerumahnya saat masih suasana lebaran, bertemu dengan ayah-ibunya. Rita juga kerumah saat itu tapi tidak bertemu dengan Bapak-Ibuku.   Aku sempat memberinya kado ulangtahun yang berdekatan dengan hari lebaran. Kita juga sempat nonton di Cinemax Lippo Plaza Batu. Semuanya tampak menyenangkan ketika aku melihat dia tersemyum karena candaan-candaan kecilku. 2 jam nonton Transformer The Last Knight terasa cepat berlalu begitu saja ketika duduk disampingnya. 

            Beberapa hari kemudian aku memberanikan diri sejujur-jujurnya dengan apa yang kurasa saat itu dan mungkin sama sampai saat ini, bahwa aku sayang sama Rita, dan bagiku sayang sudah pasti cinta. Aku berharap dia memiliki rasa yang sama terhadapku. Tapi Rita tak menjawab yang sama, akan tetapi dia menjawab “IYA, tapi enggak sekarang.

Oke aku tunggu dengan perasaan yang lapang dada. Selama Rita masih menyimpan harapan besar bahwa suatu saat akan menerina perasaanku. 

Selang beberapa hari kemudian aku pegi meninggalkan rumah untuk 1 bulan. Jika saat bulan puasa ada anak KKN dirumah sekarang giliran aku yang KKN ke daerah perbatasan Malang-Lumajang. Perasaan agak berat ketika otomatis aku juga akan meninggalkan pertanyaan yang tertinggal dan belum pasti akan terjawab.

            Aku berangkat di awal bulan Juli. Disana aku bertemu dengan teman-teman baru yang juga memiliki berbagai macam karakter. Aku belajar banyak disana, karena aku juga jadi ketua kelompok padahal aku yang paling muda diantara 10 teman yang lain. Aku mengerti banyak hal dimana belajar memahami karakteristik cewek UIN, karakteristik masyarakat desa disana. Belajar mengajar anak-anak TPQ dan SD. Bagiku karekteristik masyarakat dan anak-anak disana lebih maju dibanding di daerah tempat tinggalku (Sumberpasir). Pola pikir mereka luas dan modern, walau tinggal di daerah terpencil dan jauh dari kota. Tinggal satu bulan bersama mereka membeikan teman baru dengan pengalaman yang beragam, kebersamaan dengan mereka bisa sedikit membuatku tidak sepi karena jauh dengan Rita. 

            Minggu demi minggu berlalu jarak yang berjauhan menjadikan aku dengan Rita menjadi kurang berkomunikasi. Entah dia yang sibuk atau aku yang terlalu ingin mengetahui Dia setiap saat. Kita jadi jarang Whatsapp an, aku coba berkali-kali telepon tapi gagal karena sinyal disana yang jelek. Aku merasa cemas jika benar-benar akan meninggalkan Aku tanpa sempat menjawab apa yang aku harapkan. 

            Tepat dua hari sebelum aku pulang, aku beli paketan yang sangat jauh. Sekitar 30 KM posko KKN ku. Karena beberapa hari sebelumnya paketanku habis dan Aku tak berkomunikasi sama sekali dengan Rita. Sampai pada aku selesai beli paketan aku buka hape yang telah terisi nomor paketan baru. Hal yang aku takuti datang. Rita mengatakan bahwa hubungan kita sampai disini. Pukulan telak buatku ketika aku telah menggantungkan banyak harapan kepadanya. 

            Setelah pulang dari KKN, Aku harus menemuinya. Dan Rita sulit sekali diajak untuk ketemu, ada aja alasan untuk menolak aku bertemu dengannya. Sampai paksaan rasaku datang untuk memaksa bertemu dan menanyakan apa yang terjadi sebenarnya.

            Alasan yang seoalah dibuat-buat dia utarakan untuk menjauh dari Aku.
            Bulan demi bulan kemudian aku menjadi malas lagi untuk menulis, seakan hal itu mematikan hasratku untuk kembali menulis sebelumnya. Aku masih sering bertemu denganya, bahkan dia juga masih sering kerumahku karena ada urusan yang berhubungan dengan organisasi pemuda desa. 

            MALAS-MALAS-MALAS.

            Malas untuk melakukan apapun, bahkan kuliahpun menjadi tak menarik…
Sampai menjelang akhir tahun, aku merasa menjadi orang yang tidak berkembang. Semua rencana tidak sesuai dengan apa yang direncanakan. Mulai deadline cerpen yang molor, project youtube channel yang terbengkalai, stand up comedy yang tak terurus, dan kuliah yang biasa-biasa saja.

            Sampai pada hari dimana aku melihat seorang teman yang menjadikan kejatuhannya sebagai langkah untuk sukses dan lebih maju kedepan. Paling tidak ditahun ini aku masih deberi kesehatan, teman yang banyak dan pengertian. Dan yang terpenting aku masih diberi keluarga lengkap. Pelajaran yang dapat kuambil adalah “ JIKA KITA BERHARAP BANYAK MAKA HARUS SIAP KECEWA BANYAK” dan “YANG PERNAH MENINGGALKAN KITA CUKUP DIRELAKAN DAN  DI DOAKAN”

Dan ditahun 2018 ini ingin Aku tuntas semua rencana-rencana yang belum terealisasi di tahun 2017.

THANKS 2017, telah membiriku pengalaman yang banyak.



Komentar

Postingan Populer