MAKALAH BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DAN MEDIA PEMBELAJARANNYA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berbicara adalah salah satu
cara manusia untuk menyampaikan pesan (berkomunikasi) melalui lisan. Berbicara
adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap
anak jenjang pendidikan. Agar anak mampu
mengungkapkan gagasan-gagasan
dengan baik dan benar melalui bahasa lisan.Hal ini guru bahasa indonesia
berperan penting untuk membantu peserta didik mengungkapkan
gagasan-gagasan dan cara untuk mengungkapkan gagasan –gagasan
tersebut.
Guru bahasa indonesia dapat mengimplementasikan dengan memberikan
materi pembelajaran atau bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar terdiri atas pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang harus dipelajari oleh siswa. Hal ini harus sesuai dengan standart
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar(KD).
Masalah yang sering dihadapi guru dalam kegiatan
pembelajaran adalah menentukan atau
memilih materi pembelajarn atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu
peserta didik mencapai kompetensi atau tujuan. Hal ini disebabkan dalam bentuk
“materi pokok’’. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut
sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap.[1]
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah, maka ada beberapa masalah yang
menyangkut Penyusunan Bahan Ajar Berbicara
Kreatif / Dramatisasi yang akan di bahas dalam makalah ini, yaitu:
1.
Apa landasan Penyusunan Bahan Ajar?
2.
Bagaimana Tahap-Tahap Penyusunan Bahan
ajar ?
3.
Bagaimana problematika Penyusunan bahan
ajar ?
4.
Bagaimana aplikasi bahan ajar dalam
pembelajaran berbicara kreatif bahasa indonesia di Madrasah Ibtidaiyah ?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan maslah, maka untuk membahas masalah yang ada di
dalam makalah ini,maka didapatkan beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini:
1. Untuk mengetahui landasan Penyusunan Bahan Ajar.
2. Untuk mengetahui Tahap-Tahap Penyusunan Bahan ajar .
3. Untuk mengetahui problematika
Penyusunan bahan ajar .
4. Untuk mengetahu aplikasi bahan ajar dalam pembelajaran berbicara
kreatif bahasa indonesia di Madrasah Ibtidaiyah .
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Landasan Penyusunan bahan ajar
Pengembangan materi ajar Bahasa dan Sastra Indonesia harus sesuai
dengan pendekatan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu pendekatan
komunikatif. Pendekatan komunikatif lebih menekankan pembelajaran Bahasa dan
sastra Indonesia sebagai alat komunikasi bukan bahasa sebagai ilmu.
Materi ajar dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia lebih
menekankan pada wacana/materi. Wacana/materi dalam hal ini adalah materi yang
digunakan dalam berbagai komunikasi. Seperti : materi lisan dan tulis, materi
sastra dan non-sastra, materi formal dan non-formal, materi narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentasi atau persuasi, dan beragam materi lainnya.
Berikut ini adalah Pemilihan materi ajar yang harus memperhatikan
landasan konseptual dan oprasional :
1.
Sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Apabila
wacana/materi sesuai dengan tujuan pembelajaran, wacana itu berarti sesuai
dengan SK dan KD, sesuai dengan tujuan Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia, sesuai juga dengan Tujuan Pendidkan Nasional.
2.
Relevan dengan kebutuhan siswa.
Relevasi
dengan kebutuhan siswa baik sekarang maupun pada masa yang akan dating setelah
mereka hidup di masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendekatan life skill.
3.
Kontekstual.
Materi
atau materi yang kontekstual adalah wacana yang dekat dengan lingkungan siswa.
Wacana yang dipilih harus wacana yang berpijak pada kehidupan siswa
4.
Sesuai dengan tingkat siswa.
Materi
yang dipilih harus sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, usia siswa, psikologi
siswa, dan tingkat sosial siswa. Hal ini tentu saja sesuai dengan tingkat
kesulitan materi ajar.
5.
Menarik.
Materi
ajar herus mampu menarik minat siswa karena memang disukai oleh siswa. Materi
yang menarik didasari oleh kebutuhan siswa, kehidupan siswa, dan bahasa yang
sederhana.
6.
Praktis.
Materi
ajar yang praktis artinya memiliki kemudahan dan ketepatan ketika digunakan
dalam proses pembelajaran. Materi ajar jangan sampai jadi penghalang untuk
pencapaian tujuan pembelajaran. Jangan menggunakan materi ajar sementara media
ajarnya sulit didapat.
7.
Menantang.
Materi
ajar yang diberikan dalam pembelajaran harus menjadikan masyarakat belajar,
dalam hal ini siswa dan guru, penasaran untuk belajar lebih dalam dan luas.
8.
Kaya aksi.
Materi
ajar harus mampu mendorong dan member ruang kepada siswa untuk menunjukkan atau
mengaplikasikan kemahiran berbahasa.[2]
B.
Tahap-Tahap Penyusunan Bahan Ajar
Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa materi
pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus
dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang
benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara
garis besar langkah-langkah penyusunan bahan ajar meliputi [3]:
1.
Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi
dan kompetensi dasar.
Sebelum
menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai
siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi
dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan
pembelajaran.Setiap aspek standar kompetensi tersebut memerlukan materi
pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda untuk membantu pencapaiannya.
2.
Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
Berbagai
jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan
menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.Materi
pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis,
yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
a.
Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama
tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu
benda, dan lain sebagainya.
b.
Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi.
c.
Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium,
paradigma, teorema.
d.
Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu
secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin
atau cara-cara pembuatan bel listrik.
e.
Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon,
penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian.
f.
Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi
rutin, dan rutin.
3.
Memilih materi
a.
Perhatikan jumlah atau ruang
lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah siswa dalam mencapai standar
kompetensi.
b.
memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi
atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi
pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis
materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan
sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya metode mengajarkan materi
fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan
ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah
“demonstrasi”. [4]
c.
Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran
yang akan diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran:
Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran:
1)
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa mengingat
nama suatu objek, simbul atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka
materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah “fakta”.
Contoh:
Jenis-jenis karangan, jenis-jenis paragraph, genre karya sastra.
Contoh:
Jenis-jenis karangan, jenis-jenis paragraph, genre karya sastra.
2)
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan
untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu,
mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan
suatu definisi ? Kalau jawabannya “ya” berarti materi yang harus diajarkan
adalah “konsep”.
Contoh :
Seorang guru menunjukkan beberapa karangan kemudian siswa diminta untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan mana yang termasuk karangan narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Contoh :
Seorang guru menunjukkan beberapa karangan kemudian siswa diminta untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan mana yang termasuk karangan narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
3)
Apakah kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa berupa menjelaskan atau melakukan langkah-langkah atau
prosedur secara urut atau membuat sesuatu ? Bila “ya” maka materi yang harus
diajarkan adalah “prosedur”.
Contoh:
Langkah-langkah membuat karangan argumentasi, cara-cara membaca sanjak.
Contoh:
Langkah-langkah membuat karangan argumentasi, cara-cara membaca sanjak.
4)
Apakah kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau
menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep ? Bila jawabannya “ya”,
berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam
kategori“prinsip”.
Contoh:
Cara menulis pantun dan syair, kalimat yang baku.
Contoh:
Cara menulis pantun dan syair, kalimat yang baku.
5)
Apakah kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar
pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah? Jika jawabannya
“Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek afektif,
sikap, atau nilai.
Contoh:
Apresiasi karya sastra.
Contoh:
Apresiasi karya sastra.
6)
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa melakukan
perbuatan secara fisik? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang
harus diajarkan adalah aspek motorik.
Contoh:
Dalam pelajaran membaca, siswa diharapkan mampu membaca 250 kata permenit. Materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah teknik membaca cepat.
Contoh:
Dalam pelajaran membaca, siswa diharapkan mampu membaca 250 kata permenit. Materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah teknik membaca cepat.
4.
Memilih sumber bahan ajar
Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, buku lektronik, dan sebagainya.[5]
Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, buku lektronik, dan sebagainya.[5]
C.
Problematika Penyusunan Bahan Ajar
Berkenaan
dengan penyusunan bahan ajar ini, secara umum masalah yang dimaksud meliputi :
1.
Cara penentuan jenis materi,kedalaman, ruang lingkup, urutan
penyajian, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran.
Ketepatan
dalam menyelesaikan masalah tersebut guru akan menghindarkan guru dari
mengajarkan terlalu sedikit atau terlalu banyak,terlalu dangkal atau terlalu
mendalam.
2.
Memilih sumber dimana bahan ajar itu didapatkan.
Cenderung
sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku, padahal banyak sumber bahan ajar
selain buku yang dapat digunakan.[6]
D.
Aplikasi Bahan Ajar Dalam Pembelajaran
Berbicara Kreatif Bahasa Indonesia Di Madrasah Ibtidaiyah
Keterampilan
berbicara merupakan kemampuan mengungkapkan gagasan mengunakan bahasa lisan.
Materi yang harus diajarkan mencakup banyak hal,misalnya diskusi,wawancara,
memperkenalkan diri, bercerita dan sebagainya. Ketika seorang peserta didik
sedang berbicara harus memperhatikan siapa mitra bicaranya,bagaimana
situasinya,kapan dan dimana dia berbicara, apa pokok masalah yang dibicarakan,
ragam bahasa apa yang harus digunakan, bagaimana pranata sosial budayanya, dan
sebagainya. Di samping itu, yang perlu mendapat perhatian ketika
mengajarkan keterampilan berbicara adalah apa yang dikatakan dan bagaimana
cara mengatkannya.[7]
Tugas
Genre/Jenis Teks
|
Struktur
Interksional
|
Tujuan
Pembelajaran
|
Keterampilan Berbicara
|
A.
Penjabaran informasi secara berurutan
|
Individu
|
Menyatakan makanan apa yang disukai
|
Melakukan fungsi komunikatif
|
B.
Dialog
|
Berpasangan
|
Menjawab Pertanyaan dan memerankan situasi
|
Mengisi dialog yang kosong berdasarkan informasi yang diberikan
|
C.
Wawancara/Survey
|
Seluruh Kelas
|
Mengajukan prtanyaan untuk melakukan survey
|
Bertanya tentang apa yang disukai dan tidak disukai dan
melaporkan di depan kelas
|
D.
Situasi Permainan peran
|
Berpasangan
|
Membuat dialog berdasarkan petunjuk dalam kartu
|
Membuat Percakapan berdasarkan informasi yang disediakan
|
E.
Komik
|
Berpasangan
|
Membuat dialog untuk diisikan ke dalam komik
|
Membuat teks lisan sesuai dengan materi visual yang diberikan
|
F.
Urutan Wacana
|
Kelompok/berpasangan
|
Membuat dialog berdasarkan urutan wacana
|
Membuat Dialog berdasarkan fungsi yang ditentukan
|
G.
Deskripsi Lisan
|
Individu
|
Membuat deskripsi lisan dari seseorang agar pendengar bisa
menebak apa identitas dari orang itu
|
Mendeskripsikan seseorang secara terperinci
|
H.
Deskripsi Gambar
|
Individu/kelompok
|
Membanding dan mengkontraskan isi dari dua gambar
|
Mendiskripsikan perbedaan-perbedaan utama antara dua gambar
|
I.
Urut-urutan tanya jawab
|
Keseluruhan kelas
|
Mewancarai teman sekelas untuk mengetahui ciri-ciri kepribadian
temannya
|
Melakukan tanya jawab untuk mengetahui ciri-ciri kepribadian
seseorang
|
J.
Konsensus kelompok
|
Kelompok
|
Menentukan hadiah apa yang akan diberikan berdasarkan konsensus
kelas
|
Melakukan diskusi untuk menentukan apa yang sebaiknya dibeli
dengan jumlah uang tertentu
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
A.
Berikut ini adalah Pemilihan materi ajar yang harus memperhatikan
landasan konseptual dan oprasional :
1. Sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
2. Relevan dengan
kebutuhan siswa.
3. Kontekstual.
4. Sesuai dengan
tingkat siswa.
5. Menarik.
6. Praktis.
7. Menantang.
8. Kaya aksi.
B.
Secara garis besar langkah-langkah penyusunan bahan ajar meliputi :
1.Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi
dan kompetensi dasar.
2.Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
3.Memilih materi
4.Memilih sumber bahan ajar
C. Berkenaan
dengan penyusunan bahan ajar ini, secara umum masalah yang dimaksud meliputi :
1.Cara penentuan jenis materi,kedalaman, ruang lingkup, urutan
penyajian, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran.
2.Memilih sumber dimana bahan ajar itu didapatkan.
B.
SARAN
Sebagai guru sebaiknya dalam proses
pembelajaran haruslah selalu memunculkan ide-ide kreatif/dramatisasi dalam mengimplementasikan
setiap materi pembelajarannya, agar siswa semakin terpacu dalam setiap proses pembelajaran
yang akan diajarkan, sebagai langkah untuk menuju tujuan pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan siswa dan sesuai dengan tingkat siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ghazali,A.Syakur.2010.Pembelajaran Keterampilan
Berbahasa dengan Pendekatan Komutatif Interaktif.Bandung:PT.Refika Aditama.
Pranowo.2014.Teori Belajar Bahasa untuk
Guru Bahasa dan Mahasiswa Jurusan Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
UNTUKGURU_PengembanganBahanAjar.html.
Diposkan oleh Rudianto_di Sabtu, Mei 07 2011 diakses 25 September 2016 Jam
10:21
[1] Pranowo, Teori Belajar Bahasa Untuk Guru Bahasa dan Mahasiswa
Jurusan Bahasa, (Yogyakarta:Pustaka Belajar,2014),hlm.238
[2] UNTUKGURU_PengembanganBahanAjar.html.
Rudianto Sabtu,
Mei 07, 2011
[3] Pranowo, Teori Belajar Bahasa Untuk Guru Bahasa dan Mahasiswa
Jurusan Bahasa, (Yogyakarta:Pustaka Belajar,2014),hlm.242-244
[5] Ibid.
[6] Pranowo, Teori Belajar Bahasa Untuk Guru Bahasa dan Mahasiswa
Jurusan Bahasa, (Yogyakarta:Pustaka Belajar,2014),hlm.242-244
[7] Ibid,.hlm.254
Komentar
Posting Komentar